Pointkelima: Hidup dalam Hadirat Allah (Doa, pujian dan penyembahan). Hadirat Tuhan berarti Tuhan hadir ditengah-tengah kita dengan segala manifestasiNya (Maha Hadir, Maha Tahu, dan seterusnya). Hadirat Tuhan itu ada di mana-mana, baik di Surga, di bumi diantara umatNya, di seluruh dunia - Maz 114:7 ; Maz 139:6-12 . ContohSoal Ujian Semester I (Gasal) Pendidikan Agama Kristen Kelas 6 SD (Sekolah Dasar) Berikut ini kami hadirkan Contoh Soal Ujian Semester I (Gasal) Pendidikan Agama Kristen Kelas 6 SD (Sekolah Dasar) sebagai persiapan menghadapi Ujian Semester yang sebentar lagi akan datang. Semoga bermanfaat dan semoga mendapatkan hasil belajar yang memuaskan! 3 4.4.3 Menceritakan contoh - contoh cara memperoleh kebenaran berdasarkan ajaran Catur Pramana 4. 4.3. 2 Menceritakan bagian - bagian Catur Pramana E. Berilah tanda silang (X ) pada huruf a,b,c,d pada jawaban jawaban yang paling benar ! 5. 2. Cara mendapatkan pengetahuan yang 1. Taatterhadap perintah dan larangan Allah. Menepati janji (tidak ingkar). Berikut ini beberapa contoh perilaku jujur dan menepati janji dalam kehidupan sehari-hari yang dikutip dari laman Kemenag: Senantiasa menjaga, memelihara dan melaksanakan janjinya, baik janji terhadap Allah, janji terhadap sesamanya, juga janji terhadap dirinya sendiri. Renungandan Kesaksian : "Rahasia Besar di Balik Tsunami Aceh" Cerita ini adalah kisah nyata dan rahasia di balik terjadinya tsunami Aceh dengan kesaksian 400 orang umat Kristen bahwa kisah ini sungguh terjadi Bencana Raya Tsunami Aceh 2004 sudah lama berlalu, tapi tak seorangpun yang akan pernah melupakannya. byTasya Talitha 11 bulan yang lalu. Pengertian Tanggung Jawab & Contoh Sikap Tanggung Jawab - Tanggung jawab adalah sebuah sikap yang wajib kamu miliki dan dibentuk dari kecil. Karena pada saat itulah kamu akan diajarkan tentang tanggung jawab dan memiliki rasa tanggung jawab. Agar kamu dapat membawa sikap tersebut sampai dewasa. Contohpenerapan sila keempat Pancasila di lingkungan rumah. Berikut contohnya: Menghargai keputusan yang telah diambil lewat musyawarah. Mau mendengarkan saran dari orang tua maupun anak. Melakukan pekerjaan rumah dengan bergotong royong. Mendengarkan serta menuruti nasihat yang diberikan orang tua. Tidak marah jika permintaannya tidak dituruti. Sebagianbesar Perjanjian Lama berkisah tentang Israel, dan bangsa Israel disebut sebagai 'anak Allah' di dalam beberapa ayat, sebagai contoh, Hosea 11:1,2 dan 10. Dan Hosea 11:1 ( dari Mesir Kupanggil anak-Ku itu , yaitu, Allah memanggil Israel keluar dari Mesir) yang dikutip dalam Matius 2:15 bercerita tentang Israel sebagai anak yang hilang. iST2HG. Kita telah membuat perjanjian “untuk berdiri sebagai saksi bagi Allah di segala waktu dan dalam segala hal, dan di segala tempat” Mosia 189. Membagikan kesaksian kita adalah bagian dari berdiri sebagai saksi dan merupakan cara yang kuat untuk mengundang Roh Kudus untuk menyentuh hati seseorang dan mengubah hidup mereka. “Kesaksian—kesaksian yang sungguh-sungguh, yang lahir dari Roh serta dikuatkan oleh Roh Kudus—mengubah kehidupan,” tutur Presiden M. Russell Ballard, Penjabat Presiden Kuorum Dua Belas Tetapi membagikan kesaksian kita bisa mengintimidasi atau tidak nyaman bagi sebagian dari kita. Itu mungkin karena kita berpikir bahwa membagikan kesaksian kita sebagai sesuatu yang kita lakukan dalam pertemuan puasa dan kesaksian atau ketika mengajarkan suatu pelajaran. Dalam situasi formal seperti itu kita sering menggunakan kata-kata dan frasa tertentu yang tampaknya janggal dalam percakapan alami kita. Membagikan kesaksian kita dapat menjadi berkat yang lebih teratur dalam kehidupan kita dan kehidupan orang lain ketika kita memahami betapa sederhananya dapat berbagi apa yang kita yakini dalam situasi sehari-hari. Berikut adalah beberapa gagasan untuk Anda mulai. Jadikan Itu Sederhana Sebuah kesaksian tidak perlu dimulai dengan frasa, “Saya ingin memberikan kesaksian saya,” dan itu tidak perlu diakhiri dengan, “Dalam nama Yesus Kristus, amin.” Kesaksian adalah ekspresi dari apa yang kita yakini dan ketahui adalah benar. Jadi bercakap-cakap dengan tetangga Anda di jalan tentang sebuah masalah yang dia alami dan dengan mengatakan, “Saya tahu bahwa Allah menjawab doa,” dapat menjadi sekuat kesaksian yang dibagikan dari mimbar di gereja. Kekuatan itu tidak berasal dari bahasa yang berbunga-bunga; itu berasal dari Roh Kudus yang meneguhkan kebenaran lihat Ajaran dan Perjanjian 1007–8. Sesuai dengan Alur Percakapan Alami Jika kita mau berbagi, ada kesempatan di sekitar kita untuk menyesuaikan kesaksian dalam percakapan sehari-hari. Sebagai contoh Seseorang bertanya tentang akhir pekan Anda. “Luar biasa,” Anda menjawab. “Gereja adalah apa yang saya butuhkan.” Seseorang menyatakan simpati setelah mengetahui tentang sebuah tantangan dalam hidup Anda “Saya turut prihatin.” Anda membalas “Terima kasih atas perhatian Anda. Saya tahu bahwa Allah akan membantu saya melewatinya. Dia ada di sana untuk saya sebelumnya.” Seseorang berkomentar “Saya harap cuaca buruk ini segera berubah,” atau “Bus sudah terlambat,” atau “Lihat lalu lintas ini.” Anda mungkin menanggapi “Saya yakin Allah akan membantu segalanya berjalan lancar.” Bagikan Pengalaman Anda Kita sering berbicara satu sama lain tentang tantangan-tantangan kita. Ketika seseorang memberi tahu Anda tentang apa yang mereka hadapi, Anda dapat membagikan waktu ketika Allah membantu Anda dalam pencobaan Anda dan bersaksi bahwa Anda tahu Dia dapat membantu mereka juga. Tuhan berkata bahwa Dia menguatkan kita dalam pencobaan kita “agar kamu boleh berdiri sebagai saksi bagi-Ku setelah ini, dan agar kamu boleh tahu dengan suatu kepastian bahwa Aku, Tuhan Allah, mengunjungi umat-Ku dalam kesengsaraan mereka” Mosia 2414. Kita dapat berdiri sebagai saksi bagi Dia ketika kita bersaksi tentang bagaimana Dia telah membantu kita dalam pencobaan kita. Menjadi Siap Bagi sebagian dari kita, membagikan kesaksian secara mendadak dapat mengintimidasi. Ada cara-cara kita dapat merencanakan ke depan dan menjadi “[siap] sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari [kita] tentang pengharapan yang ada pada [kita]” 1 Petrus 315. Pertama, menjadi siap bisa berarti melihat bagaimana kita hidup. Apakah kita mengundang Roh Kudus ke dalam kehidupan kita dan memperkuat kesaksian kita sendiri setiap hari melalui kehidupan yang saleh? Apakah kita memberi Roh kesempatan untuk berbicara kepada kita dan memberi kita kata-kata yang kita perlukan melalui doa dan penelaahan tulisan suci? Sebagaimana Tuhan menasihati Hyrum Smith, “Janganlah berupaya untuk memaklumkan firman-Ku, tetapi lebih dahulu upayakanlah untuk mendapatkan firman-Ku, dan kemudian lidahmu akan difasihkan” Ajaran dan Perjanjian 1121. Kedua, menjadi siap bisa berarti melihat ke depan dan mempertimbangkan kesempatan-kesempatan yang mungkin Anda miliki hari itu atau minggu itu untuk membagikan kesaksian Anda. Anda dapat mempersiapkan kesempatan-kesempatan itu dengan memikirkan tentang bagaimana itu dapat memberi Anda kesempatan untuk membagikan apa yang Anda yakini. Tetap Berfokus pada Juruselamat dan Ajaran-Nya Presiden Ballard mengajarkan, “Walaupun kita dapat memiliki kesaksian tentang banyak hal, sebagai anggota Gereja, ada kebenaran-kebenaran dasar di mana secara tetap kita perlu saling mengajar dan membagikan.” Sebagai contoh, dia menyatakan “Allah adalah Bapa kita dan Yesus adalah Kristus. Rencana keselamatan berpusat pada Pendamaian Juruselamat. Joseph Smith memulihkan kegenapan kekal Injil Yesus Kristus, dan Kitab Mormon adalah bukti bahwa kesaksian kita adalah benar.” Sewaktu kita mengungkapkan kebenaran yang tulus itu, kita mengundang Roh untuk bersaksi bahwa apa yang telah kita katakan itu benar. Presiden Ballard menekankan bahwa “Roh tidak dapat ditahan ketika kesaksian yang murni tentang Kristus diberikan.”2 Teladan Juruselamat Karena lelah dari perjalanan melalui Samaria, Juruselamat berhenti untuk beristirahat di sebuah sumur dan bertemu dengan seorang wanita di sana. Dia memulai percakapan tentang mengambil air dari sumur. Menggunakan tugas sehari-hari ini yang dilakukan oleh wanita itu memberi Yesus kesempatan untuk bersaksi tentang air hidup dan kehidupan kekal yang tersedia bagi mereka yang percaya kepada-Nya lihat Yohanes 413–15, 25–26. Kesaksian Sederhana Dapat Mengubah Hidup Presiden Russell M. Nelson telah menceritakan tentang seorang perawat yang mengajukan sebuah pertanyaan kepadanya yang waktu itu adalah Dr. Nelson setelah sebuah prosedur operasi yang sulit. “Mengapa Anda tidak seperti para ahli bedah lainnya?” Beberapa ahli bedah yang dia kenal bisa menjadi pemarah dan tidak sopan saat mereka melakukan prosedur yang menimbulkan tekanan tinggi seperti itu. Dr. Nelson dapat menjawab dengan berbagai cara. Tetapi dia hanya menjawab, “Karena saya tahu Kitab Mormon benar.” Jawabannya mendorong perawat dan suaminya untuk menelaah Kitab Mormon. Presiden Nelson kemudian membaptis perawat itu. Berpuluh-puluh tahun kemudian, ketika memimpin sebuah konferensi pasak di Tennessee, AS, sebagai Rasul yang baru ditahbiskan, Presiden Nelson menikmati reuni tak terduga dengan perawat yang sama itu. Dia menceritakan bahwa keinsafannya, yang terjadi karena kesaksian sederhana Dr. Nelson dan pengaruh Kitab Mormon, membantu menuntun pada keinsafan 80 orang Ajakan untuk Bertindak Jangan takut untuk membagikan kesaksian Anda. Itu dapat memberkati mereka yang Anda layani. Bagaimana Anda akan menggunakan gagasan ini dan gagasan Anda sendiri untuk membagikan kesaksian Anda hari ini? © 2019 by Intellectual Reserve, Inc. All rights reserved. Dicetak di Indonesia. Persetujuan bahasa Inggris 6/18. Persetujuan penerjemahan 6/18. Terjemahan dari Ministering Principles, March 2019. Bahasa Indonesia. 15764 299 Lori Official Writer Apa kamu merasa kisah hidupmu gak unik atau menarik? Apa kamu memilih menyimpannya karena kebanyakan diantaranya hanyalah tentang kegagalan, penyesalan, rasa malu dan rasa sakit? Bisa jadi itu hanya pandanganmu saja. Karena sesederhana atau sekacau apapun kisah hidupmu, Tuhan bisa memakainya untuk menghadirkan harapan, pemulihan dan motivasi bagi orang kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan juruslamat, kita tahu tujuan kita sebagai orang percaya. Kita bukan orang percaya yang berjalan mengikuti tujuan kita sendiri. Kita diberi tujuan baru untuk membangun kerajaan Allah. Misi ini disebut dengan Amanat Aguang dan cara untuk melakukannya adalah bertindak. Kita harus pergi membawa pesan kasih, pengampunan dan keselamatan di dalam Tuhan kepada orang lain yang belum mengenal istimewa dan panggilan untuk membagikan pesan injil ini disampaikan berulang kali dalam Alkitab. Hal ini menunjukkan kalau pesan ini sangat penting untuk dilakukan oleh orang-orang banyak orang percaya yang merasa berat atau enggan untuk membagikan iman mereka kepada orang lain yang tidak percaya. Banyak yang enggan karena takut ditolak, merasa gak layak dan gak tahu cara melakukannya. Sementara yang lain banyak yang gak menganggap penting Amanat Agung dari Tuhan. Yang lain beranggapan kalau membagikan firman Tuhan hanyalah tugas dari pendeta dan pelayan Tuhan menuntut hal yang sama dari semua orang. Gak peduli apa jabatan, status dan pekerjaannya. Semua orang percaya diminta untuk pergi dan memberitakan injil kepada semua orang yang belum percaya. Tuhan gak meminta supaya kita menguasai semua isi Alkitab luar kepala. Memberitakan injil jauh lebih sederhana. Seperti membagikan perjalanan hidup kita kepada orang lain. Jadi, ada tiga hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk membagikan injil ke orang lain, diantaranya1. Membagikan kesaksian hidup ke orang lain"Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Yohanes 4 39Salah satu cara paling sederhana untuk membagikan kasih Tuhan ke orang lain adalah membagikan kasih Tuhan yang sudah kamu alami. Di Yohanes 4 39 dituliskan tentang seorang wanita yang mencari cinta yang sia-sia. Sampai pada akhirnya dia harus menikah dan bercerai lima kali dan tinggal dengan pria yang bukan suaminya. Pertemuannya dengan Yesus bukan hanya menuntunnya pada iman yang baru tapi juga membangkitkan keinginan baru untuk memberi tahu orang lain tentang pengalamannya dengan Yesus. Dia tidak tahu tentang Alkitab, tapi dia berbagi satu hal yang dia tahu bahwa Yesus sudah mengubah hidupnya sejak saat ini akhirnya menyampaikan apa yang dia dengar kepada orang lain. Sehingga orang lain yang mendengarnya juga ikut Berlatih menyampaikan kesaksian“Setibanya di situ mereka memanggil jemaat berkumpul, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa Ia telah membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain kepada iman.” Kisah Para Rasul 14 27Paulus adalah orang Kristen yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah Alkitab. Dia sangat intens membagikan pengalaman keselamatannya. Saat membagikan kesaksiannya, Paulus berbicara tentang hidupnya sebelum menerima Kristus, setelah bertemu dengan Kristus dan bahkan mendesak para pendengarnya untuk mengambil kali dalam Kisah Para Rasul melihat Paulus menceritakan kembali apa yang Tuhan lakukan untuknya secara pribadi. Paulus mungkin tidak pernah berlaih dan memperbaiki ceritanya dengan menuliskannya. Tapi dia terus melatih diri dengan baik dalam membagikannya terus menerus kepada orang lain. Cara yang baik untuk membagikan kesaksian adalah dengan menuliskannya dengan kata-kata yang sederhana. Berlatihlah membagikan hal positif ke orang Juga Hadiah yang Luar Biasa Dari Tuhan Bagi Kita3. Percayalah kesaksianmu bisa jadi alat Tuhan untuk menyentuh hati orang lain“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Wahyu 12 11 Kuasa kegelapan dan ketidakpercayaan itu nyata. Tapi Tuhan berjanji bahwa Dia bisa menjangkau orang-orang yang dikuasai kegelapan dengan kesaksian akan kuasa Kristus. Tuhanlah yang akan memakai kita secara pribadi untuk menyampaikan hal itu. Dengan kuasa Roh Kudus, kita akan dimampukan untuk mengucapkan kata-kata yang tepat seperti yang disampaikan dalam Matius 10 19-20, “Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.”Karena itulah Tuhan mempercayakan setiap orang pengalaman hidup tertentu yang akan memungkinkanmu untuk berhubungan dengan orang lain. Kisahmu adalah hadiah yang diberikan Tuhan. Gunakanlah itu untuk membantu orang lain menemukan makna hidup yang sebenarnya. Kisah hidupmu adalah hadiah terbaik yang biasa kamu bagikan ke orang lain yang kamu temui di luar sana. Pergilah dan sampaikan kesaksianmu. Sumber Halaman 1 Di dalam sebuah keranda terbaring tubuh jenazah yang telah dibungkus rapi kain kafan dan ditutupi dengan sebuah kain bertabur bunga. Di sisinya puluhan orang berdiri bershaf-shaf melakukan shalat jenazah atas dirinya. Setelah mengucapkan salam sebagai pertanda diakhirinya shalat tersebut sang imam berbalik badan menghadap para makmum. Satu dua kalimat diucapkan, satu dua dalil ayat dan hadits dirapalkan. Kemudian ia bertanya kepada para hadir, “Mayit jenazah ini semasa hidupnya termasuk orang yang baik atau jelek?” Dan pada umumnya serentak mereka akan menjawab, “Baik!”Pemandangan ini kaprah terjadi di sebagian kalangan masyarakat muslim Indonesia ketika ada di antara mereka yang meninggal dunia. Dengan meminta kesaksian “baik” dari masyarakat atas si mayit mereka berharap Allah akan melimpahkan kebaikan bagi si mayit di kehidupan barunya kelak. Meski tidak dipungkiri bahwa sebagian muslim yang lain menolak perlakuan ini dan menganggapnya sebagai sesuatu yang sia-sia. Perbedaan pendapat memang tak bisa dihindari, namun bukan di sini tempatnya untuk membahas perbedaan itu. Bagi para ulama Nusantara yang mengajarkan dan melanggengkan tradisi ini tentunya memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan. Apa yang disampaikan oleh Imam Bukhari di dalam kitab Shahih-nya kiranya cukup menjadi dasar untuk hal ini. Sebuah hadits yang bersumber dari sahabat Anas bin Malik radliyallâhu anhu menuturkanمَرُّوا بِجَنَازَةٍ، فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا خَيْرًا، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَبَتْ» ثُمَّ مَرُّوا بِأُخْرَى فَأَثْنَوْا عَلَيْهَا شَرًّا، فَقَالَ وَجَبَتْ» فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَا وَجَبَتْ؟ قَالَ هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا، فَوَجَبَتْ لَهُ الجَنَّةُ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا، فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِي الأَرْضِArtinya “Sahabat Anas bin Malik berkata, orang-orang lewat membawa satu jenazah, mereka memujinya dengan kebaikan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.” Kemudian lewat lagi orang-orang membawa satu jenazah, mereka mencelanya dengan kejelekan. Maka Rasulullah bersabda, “Wajabat.” Sahabat Umar bin Khathab berkata, “Apa yang wajib, ya Rasul?” Rasulullah bersabda, “Jenazah ini yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga. Dan rang ini yang kalian cela dengan kejelekan wajib baginya neraka. Kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi.”Hadits di atas menjadi dasar para ulama di negeri ini melakukan apa yang biasa disebut dengan tahsînul mayit dengan menanyakan kepada para pelayat apakah jenazah ketika hidupnya termasuk orang yang baik atau buruk. Dengan ini masyarakat diminta kesaksiannya untuk si mayit. Bila baik menurut masyarakat maka diharapkan kesaksian mereka diterima oleh Allah yang pada akhirnya akan memberikan kebaikan surga bagi si mayit. Sebagaimana sabda Rasulullah di atas bahwa orang-orang yang masih hidup adalah saksinya Allah di muka bumi bagi orang yang telah kata “wajib” pada hadits di atas bukanlah berarti bahwa Allah mau tidak mau harus memasukkan si mayit ke dalam surga atau neraka sesuai dengan kesaksian yang diberikan masyarakat kepadanya. Kata “wajib” di sini lebih bermakna adanya satu isyarat bahwa jenazah yang bersangkutan layak dan semestinya masuk surga atau neraka atas kebaikan atau kejelekan yang ia lakukan semasa hidupnya sebagaimana disaksikan oleh masyarakat. Adapun Allah sendiri tak ada kewajiban bagi-Nya untuk menempatkan seseorang di surga atau di neraka. Allah melakukan apa pun sesuai dengan kehendak-Nya. Tak ada yang bisa mengganggu gugat apa yang dilakukan-Nya. Bahwasanya seseorang telah berbuat kebaikan semasa hidupnya kemudian ia dimasukkan ke dalam surga adalah semata-mata karena rahmat dan anugerah Allah. Dan bahwasanya seseorang telah melakukan kejelekan semasa hidupnya lalu ia dimasukkan ke dalam neraka juga semata-mata karena keadilan Allah yang berpendapat bahwa kesaksian di atas hanya berlaku bagi dua jenazah yang diceritakan di dalam hadits tersebut, di mana Allah membukakan kegaiban bagi Rasulullah tentang di mana kelak kedua jenazah itu ditempatkan. Pendapat ini ditolak oleh Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bâri dengan berdasar pada keumuman hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslimمَنْ أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُArtinya “Orang yang kalian puji dengan kebaikan wajib baginya surga.”Lebih lanjut Ibnu Hajar juga menuturkan bahwa sabda Rasulullah “kalian adalah para saksinya Allah di muka bumi” yang dimaksud adalah para sahabat nabi dan orang-orang yang memiliki kesamaan sifat dengan mereka, yakni sama-sama memiliki ulama juga berpendapat bahwa pujian kebaikan yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki keutamaan kepada seseorang bila itu sesuai dengan realita maka orang yang dipuji itu termasuk ahli surga. Namun bila pujian baik itu tidak sesuai dengan realitanya maka orang yang dipuji tidak termasuk ahli surga. Demikian pula sebaliknya dengan celaan Imam Nawawi—sebagaimana dikutip Ibnu Hajar—berpendapat bahwa yang benar adalah hadits tersebut berlaku pada keumuman kalimatnya. Orang yang meninggal yang kemudian Allah mengilhamkan kepada orang-orang untuk memujinya dengan kebaikan itu menunjukkan bahwa orang tersebut termasuk ahli surga, baik pada kenyataannya perilakunya sesuai dengan pujian tersebut maupun tidak. Karena perbuatan-perbuatan manusia berada di bawah kehendak Allah dan ilham yang diberikan Allah kepada orang-orang untuk memberikan kesaksian baik pada si mayit bisa dijadikan tanda terealisasinya kehendak tersebut. Dengan demikian maka tampaklah manfaat dari pujian lihat Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bâri Syarh Shahîhil Bukhâri [Beirut Darul Fikr, 2007], jil. III, hal. 2014.Apa yang disampaikan oleh Imam Nawawi di atas—masih menurut Ibnu Hajar—dikuatkan oleh satu hadits yang diriwayatkan secara marfu’ oleh Imam Ahmad, Ibnu Hiban dan Hakim dari jalur Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Anasمَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَشْهَدُ لَهُ أَرْبَعَةٌ مِنْ جِيرَانِهِ الْأَدْنَيْنَ أَنَّهُمْ لَا يَعْلَمُونَ مِنْهُ إِلَّا خَيْرًا إِلَّا قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَدْ قَبِلْتُ قَوْلَكُمْ وَغَفَرْتُ لَهُ مَا لَا تَعْلَمُونَArtinya “Tidaklah seorang muslim meninggal kemudian empat orang tetangganya yang paling dekat memberikan kesaksian kepadanya bahwa mereka tidak mengetahui dari orang tersebut kecuali kebaikan, kecuali Allah berkata, “Aku terima ucapan kalian dan aku ampuni apa-apa yang tidak kalian ketahui.”Alhasil, dapat diambil satu pelajaran bahwa kesaksian baik yang diberikan oleh para tetangga dan handai taulan kepada seorang yang telah meninggal sangat memberi manfaat. Karenanya bagi siapa saja yang bila kelak ia meninggal dunia berkeinginan para tetangganya dengan ringan hati berkenan memberikan kesaksian baik bagi dirinya, maka tidak bisa tidak selama hidupnya ia mesti berbuat dan berhubungan baik dengan para tetangga dan kerabat lainnya. Bagaimana bisa para tetangga dan kerabat akan dengan jujur dan senang hati memberikan kesaksian baik bila di masa hidupnya yang mereka terima dari si mayit adalah kejelekan dan keburukan perilakunya?Ini juga menjadi pelajaran bagi umat manusia, bahwa ketika kesaksian baik telah diucapkan bagi seorang yang telah meninggal dunia sudah semestinya itu menjadi kunci penutup bagi siapa saja untuk tidak lagi mengungkit keburukan si mayit yang pernah dilakukan semasa hidupnya. Jawaban “baik” yang diucapkan atas pertanyaan imam shalat jenazah semestinya juga menjadi kunci pembuka bahwa pada hari-hari berikutnya hanya kebaikan si mayit saja yang layak diperbincangkan. Wallahu a’lam. Yazid Muttaqin