Padasiklus kedua dilaksanakan pada bulan April setelah tes akhir yang diikuti oleh 22 siswa diperoleh nilai rata-rata kelas 72,50 dan prosentase ketuntasan 86,36% dari 22 siswa hanya 3 siswa yang belum memperoleh nilai sesuai dengan KKM yaitu 64, sedangkan 19 siswa telah mampu mencapai nilai di atas KKM. Dari beberapa pendapat para ahli
3Ceritakan bagaimana reaksi para tokoh politik setelah DPR dibubarkan Soekarno. 3 ceritakan bagaimana reaksi para tokoh politik. School University of Notre Dame; Course Title MARKETING 12; Uploaded By CommodoreSeaUrchin1150. Pages 272 This preview shows page 148 - 151 out of 272 pages.
Bagaimanakesan peserta setelah mengikuti Beauty Class bareng Belajar Make Up ??
Siapakahpencipta angklung? 3. Bagaimana reaksi para peserta setelah menyaksikan pertunjukan angklung? 4. Apa peran Indonesia dalam PBB? 5. Apakah peran budaya terhadap perekonomian bangsa Indonesia? Subtema 1 Globalisasi di sekitarku 1 Lihat jawaban Iklan
Angklungadalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil.
PresidenJokowi Sampaikan Pesan Di HUT 1 Abad Taman Siswa; Mark Pattie dan Juan Mandagie Garap Your Eyes Karya Ria Prawiro; Hadiri KTT G7, Presiden Jokowi Disambut Kanselir Jerman; Machi Achmad : Stop Bullying dan kekerasan atau akan ada konsekuensi Hukumnya; Hari Kedua di Jerman, Presiden Jokowi Hadiri KTT G7
ModerasiBeragama Sebagai Pencegahan Radikalisme. Rahmatul Hidayat . Webinar series oleh PPIM UIN Jakarta melalui zoom meeting (5/2) Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bekerjasama dengan Convey Indonesia menggelar Webinar series dengan tema "Moderasi Beragama" secara virtual melalui Zoom Meeting dan Live Streaming YouTube Convey Indonesia , Jumat
Kamitelah mengumpulkan informasi menarik tentang bagaimana kehidupan para peserta proyek "Sarjana" terbentuk. Bukan rahasia lagi bahwa pertunjukan "Bachelor" memiliki peringkat tinggi yang gila, meskipun gosip permanen bahwa para peserta dan Sarjana itu sendiri bertindak pada skenario, dan biasanya hubungan mereka segera berakhir, sering
E7oGsf. This article describes the phenomenon of the presence of bamboo music around the Jogja 's street. Driving around Yogyakarta is not as pleasant as it was in the good old days. Traffic jam is inevitable in Jogja streets. The pleasant bamboo sound playing familiar songs gives a glimpse of calmness amongst the depressing traffic. To prolong its existence, we are expected to donate a little amount of money. The sound of bamboo is now an additional soundscape that sneaks into the noisy urban city soundscape of Jogja. Though originally came from another town, the bamboo sound is considered as a sound of the city after it mingles with the urban noise. It sounds beautiful, contrasting itself from the noisy urban sound. Using ethnography as its method, this research aims to test the process of production, dissemination, replication, and interpretation of angklung music that invades the city in a short time. It is important to investigated on how the process involves and relates the regional identities, musicians, and the listeners in the cultural reproduction in order to get an in depth description about the bamboo music phenomenon around Jogjakarta Latar Belakang Seorang etnomusikolog asal Jepang Shin Nakagawa pernah melakukan sebuah penelitian di Yogyakarta. Hasil penelitian Shin tersebut berusaha menjelaskan sesuatu yang disebutnya sebagai soundscape. Shin Nakagawa menemukan bahwa di setiap tempat, memiliki suara yang berbeda-beda. Tidak pernah ada suara yang identik, selalu ada suara yang berbeda di tempat-tempat tersebut. Lalu Shin Nakagawa menemukan bahwa Jogja sebenarnya adalah kota yang sangat bising, banyak suara-suara dengan desibel tinggi yang sebenarnya sangat mengganggu. Suara tersebut adalah buah dari modernitas, dan bergesernya Jogja menjadi sebuah kota urban. Suara tersebut datang dari berbagai produk modernitas seperti ramainya jalanan dengan kendaraan bermotor, dan lain sebagainya. Shin Nakagawa sempat heran, bagaimana bisa warga Jogja tetap hidup tenang dengan soundscape yang begitu bising? Mengelilingi kota Jogjakarta kini tak senyaman dulu. Padatnya arus lalu lintas tak dapat dihindari di sepanjang jalanan Jogja. Mungkin ini sebuah tanda kemodernan yang disinyalir hadir tanpa keramahan. Meski demikian riuhnya jalanan kadang terasa sejuk dengan hadirnya musik bambu yang menghiasi perempatan jalan yang semakin sesak. Suara bambu yang indah dengan lagu-lagu yang akrab ditelinga, seolah memberi warna ketenangan dalam padatnya lalu lintas walau sejumlah uang harus disumbangkan untuk menjaga eksistensinya. Suara bambu tersebut adalah sebuah soundcape tambahan yang menyusup ke dalam soundscape bisingnya kota urban Jogja. Ia sesungguhnya bukan suara asli sekitar situ, suara bambu itu datang dari daerah lain. Setelah menyatu dengan kebisingan urban, jadilah suara bambu sebagai suara yang diperhitungkan, karena ia terdengar indah, beda dengan kebisingan urban. Musik bambu hadir menghiasi jalanan jogja sekitar lima tahun lalu, tak tahu pasti apa yang membuat musik itu hadir bak cendawan di musim hujan. Sekian kelompok anak muda
Bagi sobat yang gemar dengan seni musik, mungkin sobat sudah tahu mengenai salah satu alat musik yang terbuat dari bambu yang sangat populer ini. Ya, alat musik yang saya maksud adalah sobat sudah tahumengenai alat musik yang memiliki suara cukup merdu ini. Apa mungkin sobat bertanya-tanya, kok bisa ya? sebuah alat musik berbahan bambu mampu menghasilkan nada-nada yang enak untuk di dengarkan ini?Lantas, bagaimana sih cara membuat angklung agar memiliki suara yang merdu? Pada kesempatan kali ini saya akan memberikan sedikit ulasan mengenai proses pembuatan angklung. jenis jenis alat musik angklung juga wajib anda saya membahas lebih jauh mengenai proses pembuatannya, maka akan lebih baik jika saya memberikan penjelasan sedikit mengenai apa itu adalah sebuah alat musik multitonal bernada ganda yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di pulau Jawa bagian barat. Alat musik angklung ini terbuat dari bambu yang di bunyikan dengan cara bunyi dari alat musik ini bersumber dari benturan antara badan pipa bambu sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2,3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran baik besar maupun kecil. Baiklah langsung saja berikut adalah sedikit ulasan mengenai proses pembuatan angklung, antara lainPemilihan bambu yang baikProses pembuatan angklung yang pertama yaitu proses pemilihan bambu yang baik. Pilihlah bambu yang memiliki usia 4-6 tahun. Setelah menemukan bambu yang berusia 4-6 tahun, sobat bisa langsung simpan selama 1 minggu agar tidak ada air di dalam bambu. Setelah seminggu bambu bisa di pisahkan dengan cabang-cabangnya. Setelah itu sobat bisa menyimpan bambu selama kurang lebih satu tahun, dan agar tidak dirusak hama, maka sobat harus merendam bambu di genangan lumpur, kolam, atau sungai, atau bisa dengan diasapi di bagian-bagian angklung serta proses penyetemanProses pembuatan angklung yang kedua yaitu pembuatan bagian-bagian angklung serta proses penyeteman. Dalam proses ini sobat bisa membuat bagian angklung seperti tabung suara, kerangka tabung, dan bagian dasar angklung. fungsi seni pertunjukan bagi masyarakat bisa dijadikan sebagai informasi proses masuk ke proses penyeteman yaitu proses meniup bagian bawah angklung dan menyamakan suaranya ke alat tuner. Dan untuk menggunakan tuner, sobat harus memperhatikan baik dari lampu di sebelah kiri dan kanan dari panel, dan juga jarum contoh jika sobat akan membuat sebuah nada “F” maka sobat harus menggoyangkan angklung sambil memperhatikan lampu yang menyala bersamaan, dan untuk jarum penunjuk yang akan menunjukkan angka “F”.Tahap akhir yang pemeliharaanProses pembuatan angklung yang ketiga yaitu tahap akhir dan pemeliharaan. Setelah masing-masing tabung suara memiliki nada, tabung harus diletakkan ke dalam rangka dan diikat dengan tali sobat ketahui bahwa angklung terbuat dari bahan bambu, sehingga konstruksi atau kekuatannya tidak seperti bahan logam, oleh karena itu alat musik angklung harus memerlukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik. Dengan begini, alat musik angklung akan memiliki usia yang lebih lama dan demikianlah sedikit ulasan mengenai proses pembuatan angklung yang dapat saya sampaikan dalam artikel yang berhasil saya buat pada kesempatan kali kasih, karena sobat telah meluangkan waktu sejenak untuk sekedar membaca artikel ini. Semoga saja dengan adanya artikel ini, saya dapat memberikan sedikit manfaat bagi sobat. Dan semoga melalui artikel ini pula, juga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan di hati sobat dalam penulisan artikel ini. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan, tentunya pada artikel-artikel saya selanjutnya. Sekian dan Terima kasih.
detikTravel Community - Angklung, alat musik khas Indonesia yang molek. Dalam diam, angklung menyimpan pesona kemolekan bentuknya. Dalam gerak, angklung menebar berjuta harmoni yang menyatu...Hari ini kami mengunjungi Saung Angklung Mang Udjo!Saung Angklung Mang Udjo merupakan sanggar seni sekaligus sebagai tempat pertunjukan seni, laboratorium pendidikan dan juga sebagai obyek wisata budaya khas daerah Jawa Barat dengan mengandalkan semangat gotong royong antar sesama warga desa. Tempat 'nyeni' ini didirikan oleh Udjo Ngalagena Alm yang akrab dipanggil dengan Mang Udjo, dan istrinya yang bernama Uum Sumiati pada tahun 1966. Saung Angklung Mang Udjo juga dikenal dengan nama Saung Angklung Udjo SAU. Menurut info dari lembaran Sinopsis Pertunjukan Bambu Petang; SAU berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan mendiang Abah Udjo yang atas kiprahnya dijuluki sebagai Legenda apa yang terlihat di SAU sungguh jauh dari bayangan sebelumnya. Kami mengira tempat ini sepi dan tidak menarik. Ternyata salah besar! Baru tiba di parkiran SAU saja kami sudah terkagum-kagum. Ada sekitar 7 bis wisata, mobil-mobil dan sepeda motor berbaris rapi di wilayah masing-masing. Orang-orang berseliweran dan petugas keamanan nampak sibuk mengatur segala sesuatunya supaya tertib. Beruntung kami tiba di SAU 30 menit sebelum Pertunjukan Bambu Petang dimulai sehingga masih ada waktu untuk masuk SAU dipatok seharga Rp. / orang. Harga itu sudah termasuk souvenir berupa kalung berbandul angklung, brosur dan minuman gratis. Dari loket karcis kami masuk ke ruangan dalam yang merupakan toko souvenir. Berbagai barang dijual di sini seperti gantungan kunci, kaos, kipas, gelang, sandal, tas, sampai replika angklung. Harganya relatif murah dan pilihannya banyak. Toko souvenir SAU bisa juga jadi surga belanja bagi Anda yang menyukai barang-barang khas Jawa SAU, kami melewati tempat pertunjukkan yang sedang dibersihkan. Di bagian belakang panggung terdapat semacam gudang tempat menyimpan angklung. Nampak seorang ibu sedang mendandani putrinya yang mengenakan kebaya modern. Kuping kami lantas menangkap permainan angklung dari ruangan lain di dekat gudang. Ternyata benar, ada sekelompok anak muda sedang bermain angklung. Lagu yang mereka mainkan cukup familiar; Pretty Woman! Wah, bisa dibayangkan betapa tertariknya kami. Begitu melihat para pemainnya, lagi-lagi kami terkejut. Mereka bukan orang Indonesia melainkan orang asing, yang terlihat dari fisiknya, berasal dari berbagai menit kemudian kami sudah berbaur dengan pengunjung lain di ruang pertunjukkan. Bila dikuadrankan antara wisatawan domestik dan mancanegara; 50-50. Seorang wanita, MC, memasuki ruang pertunjukkan dan memperkenalkan diri termasuk tentang Pertunjukan Bambu Petang ini. Acara demi acara pun pertama/pembuka dari Pertunjukan Bambu Petang ini adalah demonstrasi wayang golek. Dalam setiap pementasannya, wayang selalu menyampaikan pesan-pesan moral agar manusia patuh pada Pencipta dan berbuat baik pada sesama. Umumnya pementasan wayang golek berlangsung lebih dari 7 jam sementara di SAU yang ditampilkan adalah demonstrasi wayang golek; bagaimana wayang berbicara, menari dan berkelahi. Meski kami tidak mengerti bahasa yang digunakan namun tawa tak bisa ditahan ketika salah satu wayang memukuli kepala wayang pertunjukan tarian kuda lumping oleh bocah pria yang diuruti dengan permainan angklung murid-murid SAU. Dilanjutkan dengan pertunjukan arumba gabungan permainan arumba, kulintang dan angklung oleh remaja dari beberapa negara seperti Korea, Australia, Inggris, Papua New Guinea hingga Jepang. Berturut-turut atraksi berikutnya adalah pencak silat dan angklung mini. Dalam pertunjukan angklung mini para pengunjung diajak bernyanyi bersama diiringi permainan angklung dari adik-adik yang usianya di bawah 8 acara selanjutnya sangat menarik bagi semua pengunjung karena kami diajari bagaimana caranya bermain angklung! Masing-masing pengunjung dibagikan angklung yang ada nomornya nada dan kami diajari mengenal kode nada yang diberikan oleh MC. Wow, tidak disangka kami akan bermain angklung, menciptakan harmonisasi nada, bersama orang-orang yang tidak kami kenal di dalam ruang pertunjukan ini! Sesederhana itu kode angklung, secepat itu nada-nada bersahut, seharmoni itu membuai kuping. Pengalaman yang satu ini benar-benar unik dan rasanya ingin terus terulang. Beberapa lagupun mengalun seperti; I Have a Dream, Falling In Love hingga Heal The World-nya Michael Jackson. Semua pengunjung terlihat hanyut dan tidak ingin berhenti bermain angklung! Tapi pertunjukan tetap harus bermain angklung bersama kami disuguhkan atraksi angklung orkestra dan salah satu lagu yang dimainkan berjudul Ten Out of Ten. Yang paling akhir dari Pertunjukan Bambu Petang ini adalah menari bersama pengunjung diiringi permainan adalah kata yang tepat mewakili perasaan kami setelah menyaksikan Pertunjukan Bambu Petang di SAU. Suasana ramah, tempat dengan aura seni yang kental, suara angklung, riuh tepuk tangan, semua melengkapi kebahagiaan bisa berada di tempat ini. Betul sekali bila Pagelaran Angklung Khusus yang dibuat oleh bapak Daeng Soetigna Alm disambut baik oleh kalangan akademis sebagai suatu alat pembantu pendidikan musik dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan angklung memiliki sifat 5 M; Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Anda? Saung Angklung Udjo dalam IBBEX 2010 mementaskan angklung sebagai penutup event yang telah menghibur dan memberi pelajaran angklung secara spontanitas dan berharga. 3 hal pokok dari angklung adalah konsentrasi, sinergi dan harmoni.***"Saya mendapat pesan dari Bapak Angklung Dunia, Daeng Soetigna Alm, untuk meneruskan misinya memperkenalkan ANGKLUNG ke semua orang di seluruh dunia agar dikenal di mana-mana, dengan sebuah gagasan bahwa melalui penampilan kesenian musik ANGKLUNG akan dapat membantu mendorong terciptanya kedamaian di dunia, yang kita cintai dan kita tinggali ini."[Abah Udjo Alm]